Jumat, 02 Desember 2011

Contoh Naskah Drama


Kami akan menceritakan sebuah cerita yang berjudul :
Arti sahabat
Diceritakan ada enam orang anak yang berteman baik. Di  suatu pagi, salah satu anak yang bernama Anton akan ke rumahnya Budi untuk mengajaknya bermain bola bersama teman-teman lainnya. Sesampai di rumahnya Budi, ternyata Budi sedang asyiknya mendengar lagu dari wokmen barunya, mau tau cerita selanjutnya, mari kita simak.
(Di pagi hari yang cerah, Budi sedang berjalan ke ruang tamu sambil mendengarkan lagu)
Budi    : “wow lagunya bagus nih,  mau ku kasi tau temen-temen ah.”
Anton : “Buudiiii, main yuk.” (teriak Anton di depan rumahnya Budi dengan wajah yang semangat).
Budi    :  “siapa tuh, ganggu aja!”
Anton : “Budi, lagi ngapain tuh?”
Budi    : “oh kamu ton ku kirain siapa, eh ton, kamu pernah nggak dengar lagu ini.” (Tanya Budi sambil     mendekatkan wokmennya ketelinga Anton)
Anton : “ belum, tapi enak juga ya didengar”
Budi    : “ngomong-ngomong, kamu mau ke sini untuk apa?”
Anton : “ lho, kamu gak dengar tadi aku bilang apa?”
Budi    : “ha...ha..ha, ya enggak lah, tadi kan aku lagi dengar lagu.”
Anton : “tadi tu aku ngajakin kamu main.”
Budi    : “main apa?”
Anton : “main bola ama temen-temen lainnya, berani nggak?!”
Budi    : “siapa takut!!” (jawab Budi sambil membawa wokmennya menuju ke lapangan, akhirnya mereka pun sampai di lapangan dan menjumpai teman-teman lainnya)
Erwin  : “hey, kok lama sekali.”
Anton  : “sorry frend, habis si Budi tadi nggak begitu dengar teriakan ku sih, soalnya dia lagi dengar lagu.”
Erwin  : “ya udah gak apa, jadi sekarang gimana nih?”
Daniel : “ jadi begini, kita kan enam orang berarti dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing tiga orang.” (sahut Daniel mengutarakan pendapatnya)
Yuda   : “kalo gitu, aku sama Anton dan Budi aja, Erwin sama Daniel dan Yason.”
Budi    : “oke, siapa takut?!?!!” Daniel : “kalo gitu, mari kita mulai pertandingannya!” (teriak Daniel sambil melempar bolanya ke atas)
Yuda   : “eh tunggu dulu, kita kan belum nentuin posisi pemainnya.”
Anton : “Yuda, kamu ama Budi jadi penyerang aja, aku yang jadi kipper.”
Erwin : “Daniel, kamu yang jadi kipper sedangkan aku sama Yason jadi penyerang ya.”
Yason : “oke kalo gitu, siaap, mulai.” (teriak Yason sambil melempar bolanya ke atas)
Erwin : “oper, oper, tendang, gooolll.”
Anton : “kamu gimana sih, gak bisa jaga bola dengan baik!!” (marah Anton kepada Budi, karena mendengar wokmen ketika bermain, sehingga tidak mendengar aba-aba temannya)
Daniel : “sudah-sudah jangan berkelahi, mari kita lanjutkan pemainannya.”
(sahut Daniel  sambil meleraikan Anton dan Budi, permainan pun dilanjutkan, gol demi gol terus menyebol ke gawang kelompok Anton, emosi Anton pun semakin membara melihat kecerobohan si Budi)
Yuda   : “kita selesai permainannya yuk, aku dah capek.” (kata Yuda, ketika sudah tidak kuat bermain lagi)
Yason : “hore, berarti kita menang dong.” (kata Yason kegirangan, permainan pun diselesaikan)
Budi    : “aduh, sakit!!”
Daniel : “lho kamu kenapa  Bud?” (kata Daniel ketika melihat wajah Budi yang kemerahan dan wokmennya yang rusak)
Budi    : “ada yang menendang wajahku dengan bola, sehingga wokmenku rusak.”
Erwin : “lalu, siapa yang menendang wajahmu dengan bola?” (tanya Erwin karena tidak ada yang mengaku)
Budi    : “aku tidak tahu, soalnya tiba-tiba saja ada bola yang menghantam pipi kiriku, lalu womenku terlempar ke tanah, sehingga rusak begini.” (kata Budi sambil kebingungan melihat wokmennya yang rusak)
Daniel    : “ayo Bud, ke rumahku untuk mengobati lukamu itu.”
Budi    : “kalo luka sih gak apa, tapi aku takut dimarahi ayahku karena wokmen ini baru beli, dan harganya pun mahal, gimana nih???”
Yuda     : “bagaimana kalau kita patungan aja, memangnya berapa harga wokmen mu itu?”
Budi    : “Rp. 80.000,00.”
Erwin : “ya udah gak apa, kami pasti bantu kamu kok, siapa disini yang mau patungan?
Yason, Daniel, Yuda : “aku mau.”
Erwin : “ lho, kamu gak mau bantu Ton?”
Anton : “buat apa bantu Budi, dia kan yang ceroboh sendiri, kok kita yang repot!” (jawab Anton dengan nada dan raut muka yang marah)
Yason : “ya udah kalo kamu nggak mau bantuin, kita gak terlalu mengharapkan bantuan kamu kok!”
Yuda   : “sudah-sudah, jangan marah-marahan lagi, sekarang kita pikirkan bagaimana caranya biar ayahnya Budi tidak marah dengan Budi.”
Daniel : “ bagaimana kalau nanti kita balik lagi ke sini dan kumpulkan uang hasil patungan kita, tapi Budi tunggu di sini dulu sebentar menunggu kami, karena jika kamu pulang pasti kamu akan dimarahin bapakmu.”
Anton : “aku menunggu kalian juga di sini bersama Budi.”
Yuda   : “baiklah. Yason, Daniel, Erwin kita masing-masing kumpulkan Rp. 20.000,00, tapi pake uang kita, jangan uang orangtua kita, oke…!?!”
(Akhirnya  mereka pun pulang dan mengambil uang tabungan masing-masing dan berkumpul kembali untuk mengumpulkan uangnya)
Budi   : “terima kasih teman-teman, kalian memang sahabatku yang paling baik.”
Erwin : “tidak apa, kami memang wajib membantu teman yang sedang kesusahan.”
Daniel : “oh ya, ngomong-ngomong kenapa kamu tidak mau membantu Ton?” (tanya Daniel karena penasaran)
Anton : “se..se…sebenarnya, aku yang sengaja menendang bola kearah wajahnya Budi, soalnya aku masih merasa jengkel karena Budi mendengar wokmen sambil bermain bola, sehingga aku jadi kalah, maaf ya?”
Daniel : “lho, jangan minta maaf sama aku, minta maaf sama Budi!”
Anton : “maafin aku ya Budi?”
Budi    : “justru aku yang meminta maaf sama kamu, soalnya aku yang tidak mau mendengar katamu tadi.”
Akhirnya si Budi dan Anton berdamai bahkan ayahnya Budi pun tidak marah ketika mendengar cerita si Budi tentang kawan-kawannya dan hubungan persahabatan mereka pun semakin baik.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-readmore-otomatis-pada.html#ixzz1kwxcqL3L

1 komentar: